Tanggal : 23 Juni 2008
Sumber : Yudha [mailto:yudha_mjn@yahoo.co.id]
Mamuju, Tiga pemerintah daerah di Sulbar yang daerahnya menjadi arealeksplorasi dan eksploitasi minyak, mengaku sudah menyalurkan danakompensasi yang dititipkan oleh perusahaan migas (eksplorator) kepadapemerintah untuk diteruskan ke warga yang terkena dampak eksplorasi.Bupati Mamuju Utara (Matra), Abdullah Rasyid, Sabtu (21/6),mengemukakan, pihaknya sudah menyalurkan seluruh dana kompensasipemutusan rumpon kepada para nelayan maksimal Rp 15 juta per orang.
Ketentuan pembayaran rumpon ini berdasarkan jumlah rumpon dan standarnilai ketetapan satuan menurut posisi kedalaman rumpon. Pada kedalaman1.000 meter atau lebih akan mendapatkan kompensasi sebesar Rp 15 juta."Selain itu, juga diberikan uang kompensasi Rp 1,5 juta per bulanselama masa seismik (pencatat lokasi). Setelah masa seismik, rumponbisa dipasang kembali. Masa seismik bisa berbeda-beda, ada yang tigabulan, ada pula yang lebih dari tiga bulan," jelas Abdullah.Menurut Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Sulbar, Haruna Hamal,proses eksplorasi di lautan melibatkan unsur wakil masyarakat, TNIAngkatan Laut, dan dinas perikanan masing-masing kabupaten.Penyaluran kompensasi pemutusan rumpon menurut Bupati Mamuju, SuhardiDuka, melalui dinas kelautan kabupaten.Sedangkan untuk kompensasi proses pengeboran di darat, Suhardi mengakupihaknya tidak tahu menahu tentang kompensasi penggantian lahan wargayang diambil alih oleh perusahaan migas untuk proses tersebut.Sementara menurut Sekretaris Kabupaten Majene, M Rizal Siradjuddin,permasalahan kompenasi bagi nelayan relatif tak bermasalah. "Kalau diMajene, tidak ada masalah sama sekali," ujarBlok minyak yang terdapat di Majene adalah yang baru saja ditemukanbeberapa waktu lalu. Kedua blok ini berlokasi di lepas pantai.
Mahasiswa Belum Bertemu GubernurPERKEMBANGAN lainnya, demonstran yang terdiri dari elemen mahasiswadan masyarakat yang menolak kegiatan eksplorasi dan eksploitasi minyakmasih tetap bertahan di halaman Kantor DPRD Sulbar, Mamuju.Mereka menginap di tempat tersebut selama empat malam, mulai Kamis(19/6) malam hingga Minggu (22/6) malam. Suasana di halaman kantorDPRD berantakan dengan banyaknya kotoran tercecer di mana-mana.Keinginan utama para demonstran adalah bertemu dan berbicara denganGubernur Sulbar Anwar Adnan Saleh belum terwujud. Beberapa warga yangikut berunjuk rasa mengaku jika lahan mereka sudah "diserobot", tapibelum menerima uang kompensasi sepeser pun. Demikian pula yang mengakurumponnya telah diputus, belum pernah menerima dana kompensasi itu.Secara umum, kata juru bicara demonstran Sukri, tujuan mereka menolakkegiatan eksplorasi dan eksploitasi minyak adalah agar jangan sampaikehadiran ladang minyak tersebut justru mematikan lahan pertanian.Mereka sepakat tidak akan meninggalkan tempat tersebut sebelumgubernur menemui mereka dan bisa memenuhi keinginan mereka. Saat ini,Anwar masih berada di Makassar . Kemungkinan pekan ini sudah beradakembali di Mamuju.