Tanggal : Kamis 24 Juli 2008
Sumber : http://mail.google.com/mail/?shva=1#inbox/11b57f01c4dc1534
PALU – Banjir di Sulteng terparah melanda Kawasan Batui, Nuhon, dan
Mamasa di Kabupaten Banggai Kawasan Dataran Bulan dan Tojo di
Kabupaten Tojo Unauna, Bungku Utara di Kabupaten Morowali, serta
Dataran Palolo di Kabupaten Donggala.
Banjir berkepanjang sejak 9 Juli di Dataran Batui yang dihuni hampir
100.000 jiwa eks trans migrasi itu telah mengakibatkan sebagian besar
rumah penduduk pada tiga kecamatan setempat terendam air hingga
setinggi lebih dari dua meter akibat dari meluapnya sejumlah
sungai-sungai besar.
Banjir di kawasan lumbung beras kedua terbesar di Provinsi Sulteng ini
juga telah menimbulkan kerusakan banyak infrastruktur perekonomian,
seperti jalan , jembatan, bendungan dan saluran irigasi.
Bahkan selama sepekan kawasan ini sempat terisolasi dari sarana
perhubungan darat, selain mengakibatkan ribuan hektar areal persawahan
terancam gagal panen.
Dikawasan Nuhon, bencana banjir sempat memutuskan jembatan
Tobelombang, Jembatan Bangketa, dan Jembatan Balingara, sehingga
menghentikan arus transportasi angkutan darat selama 10 hari dari dan
ke wilayah Timur Provinsi Sulteng.
Sekalipun arus transportasi di wilayah ini sejak tiga hari lalu sudah
normal setelah dilakukan perbaikan atas semua jembatan yang rusak,
namun banjir di kawasan ini sempat mengakibatkan seorang pengusaha
antarpulau pasir dan kerikil hanyut terseret bersama basecamp
perusahaannya.
Sejak Senin(21/7), lagi-lagi banjir melanda kabupaten di bagian timur
pulau Sulawesi itu, dan kali ini yang diterjang yaitu dua Kecamatan di
Kawasan Mamasa. Informasi terbaru yang diperoleh, ratusan rumah
penduduk pada sejumlah desa di dua kecamatan (Luwuk Timur dan Mamasa)
hingga Rabu pagi masih direndam banjir hingga setinggi lebih satu
meter, serta telah memutuskan arus lalu-lintas di jalan provinsi dari
arah Luwuk (ibukota kabupaten) ke Kecamatan Mamasa, Lamala, dan
Balantak.
Kepala Dinas Bina Marga dan Pengairan Kabupaten Banggai, Andi
Djalaluddin, memperkirakan lebih Rp 100 miliar kerugian material yang
ditimbulkan akibat banjir bandang yang melanda beberapa kawasan di
wilayahnya selama sekitar dua pekan terakhir sejak 9 Juli 2008.
Kerugian tersebut disebabakan rusaknya puluhan kilometer jaringan
jalan provinsi dan jalan kabupaten, lebih 10 buah jembatan, beberapa
bendungan serta saluran irigasi primer dan tersier, serta infra
struktur perekonomian lainnya.
Di Kawasan Dataran Bulan, Kabupaten Tojo Unauna, banjir sempat
menghajar unit pemukiman transmigrasi setempat dengan mengakibatkan
banyaknya kerusakan bangunan penduduk, fasilitas umum, serta lahan
pertanian dan perkebunan. Banjir di kabupaten ini juga sempat
memutuskan Jembatan Sabo dan jembatan kontsruksi baja Australia dan
terpanjang di Sulawesi, Jembatan Bongka (lebih 300 meter), dengan
mengakibatkan arus lalu-lintas dari dan ke timur Provinsi Sulteng
terputus selama 10 hari. Namun kedua jembatan yang putus pada bagian
oprit itu sudah selesai diperbaiki.
Pada Selasa (22/7), banjir kembali melanda Dataran Palolo di Kabupaten
Donggala, dengan mengakibatkan badan jalan di provinsi pada banyak
titik rusak tertimbun tanah longsor dan ambrol, selain merendam areal
persawahan dan perkebunan penduduk di desa Berdikari dan Rahmat.
Bahkan banjir di daerah ini menyebabkan seorang penduduk tewas dan
hanyut terbawa arus air.
melaporkan bencana alam banjir disertai tanah longsor masih menghantui
semua wilayah Provinsi Sulteng, sebab curah hujan diatas rata-rata
normal berpotensi terjadi sepanjang Juli ini. ANT/IDN
Tidak ada komentar:
Posting Komentar