31 Mei 2007

Mendukung Pengurangan Resiko Bencana Berbasis Masyarakat dan Berbasis Sekolah


Tanggal : 31 Mei 2007
Sumber : http://www.mpbi.org/?dir=kegiatan&file=detail&id=48

Tsunami Laut Hindia yang terjadi pada tanggal 26 Desember 2004 telah menewaskan 30 orang, dengan ratusan orang lainnya tidak berumah dan telah merusak 20% dari wilayah pesisir di pulau Nias. Kejadian selanjutnya adalah gempa bumi pada tanggal 28 Maret 2005 yang telah merusak 80% dari infrastruktur yang mayoritas di Gunung Sitoli dan Teluk Dalam.

Sebagai komitmen untuk memperkuat SDM untuk pengurangan resiko bencana, UNESCO bagian wilayah pesisir dan pulau-pulau kecil (CSI) mengimplementasi sebuah project untuk mencapai hal tersebut di tiga wilayah uji coba i.e. Lagundri, Bawomataluo, dan Teluk Dalam. Proyek dilaksanakan bersama MPBI dan ELSAKA untuk jangka waktu 6 bulan dari November 2006 sampai dengan Mei 2007.

Tujuan dari kegiatan-kegiatan ini adalah untuk memberdayakan beberapa masyarakat lokal dan guru sekolah terpilih untuk menjadi pemimpin secara partisipatoris untuk penanggulangan bencana berbasis desa dan bersama-sama mengembangkan kerangka kerja penanggulangan bencana termasuk disitu pengetahuan dan kearifan local mengenai kesiapsiagaan bencana di Nias Selatan dan untuk mendirikan kelompok kerja kesiapsiagaan bencana berbasis masyarakat dan sekolah di tiga desa yang dituju.

Pelatihan tingkat dasar diadakan pada tahap awal dari proyek dan telah diikuti oleh 33 peserta. Pelatihan ini melingkupi perkenalan tentang segi lokasi geografis dan geologis dari Nias dan ancaman kedepan. Konsep dasar dari kesiapsiagaan bencana dan bagaimana mengelola kondisi diperkenalkan pada tahap ini.

Tahap kedua adalah pelatihan lanjutan yang diikuti oleh kelompok yang sama yang ikut dipelatihan tingkat dasar. Pada tahap ini, pemahaman mengenai resiko, ancaman, kerentanan dan kemampuan telah diperkenalkan. Berbagai peralatan untuk praktek analisis resiko dan PRA untuk menghasilkan peta resiko bencana dipraktekkan.

Pada tahap Pelatihan Fasilitator, peserta diseleksi berdasarkan kemampuan dan kemauan. Mereka yang memiliki kualifikasi sebagai fasilitator untuk kesiapsiagaan sekolah terhadap bencana diberi pelatihan secara intensif.

Para fasilitator diberikan kesempatan untuk melakukan praktek lapangan di sekolah dan masyarakat, hasil dari kegiatan tersebut adalah sebuah protab untuk kesiapsiagaan sekolah. Sebagai puncak dari kegiatannya, sebuah simulasi gempa dan tsunami dilakukan oleh 350 anggota masyarakat, fasilitator dan Pramuka.

Komitmen dari para pemegang kebijakan setempat adalah untuk memasukkan kesiapsiagaan dimasukkan dalam muatan lokal dan agar simulasi sering dilakukan. LSM lokal maupun internasional menunjukkan minat mereka untuk mengadopsi bahan pelatihan untuk pengurangan resiko bencana. Untuk informasi lebih lanjut, harap hubungi Bambang Sasongko, email: kokok_yk@yahoo.com

Tidak ada komentar: