Tanggal : 02 Juni 2007
Sumber : http://www.kendari.info/index.php?pilih=news&aksi=lihat&id=69
Masa depan teluk Kendari kian suram saja. Pencemaran teluk kini menjadi masalah serius dan butuh perhatian ekstra dari semua pihak terutama pemerintah daerah.
Manajer Program Pesisir dan Laut Walhi Sultra, Ismalik Ohasi mengungkapkan teluk kendari kini tercemar logam berat seperti Merkuri (Hg) dan Cadmium (Cd). Dan kadar pencemarannya tergolong tinggi sehingga menggangu kelangsungan biota yang ada seperti ikan dan kerang-kerangan.
Hasil penelitian Walhi, kandungan logam berat yang ada di perairan Teluk Kendari melampaui ambang batas normal satu baku mutu lingkungan yang disyaratkan dalam Kepmen KLH Nomor 02/1988 yaitu sebesar 0,003 ppm. Hal itu dapat mengancam kelangsungan hidup manusia yang mengkonsumsi biota laut yang ada di Teluk Kendari.
Disebutkan, logam berat yang masuk ke Teluk Kendari bersumber dari sejumlah aktifitas yang ada di sekitarnya. Sumber itu diantaranya, kegiatan industri seperti pabrik, coldstorage, pangkalan minyak. Kegiatan pertanian dan perikanan serta kegiatan rumah tangga hotel, termasuk reklamasi pantai.
Masalah lain yakni terjadinya pencemaran di Teluk Kendari akibat adanya konversi kawasan hutan mangrove menjadi lahan tambak. Selain itu, perkembangan pemukiman di sekitar teluk tidak terkontrol, serta belum adanya kejelasan tataruang dan rencana pengembangan wilayah pesisir teluk Kendari.
Akibatnya, terjadinya tumpang tindih pemanfaatan kawasan pesisir untuk berbagai kegiatan pembangunan.
Ia menilai penanganan Teluk Kendari kurang optimal akibat tidak adanya sinergisitas antar instansi terkait, termasuk minimnya alokasi dana pengelolaan Teluk Kendari. *Yos Hasrul - Kendari
Sumber : http://www.kendari.info/index.php?pilih=news&aksi=lihat&id=69
Masa depan teluk Kendari kian suram saja. Pencemaran teluk kini menjadi masalah serius dan butuh perhatian ekstra dari semua pihak terutama pemerintah daerah.
Manajer Program Pesisir dan Laut Walhi Sultra, Ismalik Ohasi mengungkapkan teluk kendari kini tercemar logam berat seperti Merkuri (Hg) dan Cadmium (Cd). Dan kadar pencemarannya tergolong tinggi sehingga menggangu kelangsungan biota yang ada seperti ikan dan kerang-kerangan.
Hasil penelitian Walhi, kandungan logam berat yang ada di perairan Teluk Kendari melampaui ambang batas normal satu baku mutu lingkungan yang disyaratkan dalam Kepmen KLH Nomor 02/1988 yaitu sebesar 0,003 ppm. Hal itu dapat mengancam kelangsungan hidup manusia yang mengkonsumsi biota laut yang ada di Teluk Kendari.
Disebutkan, logam berat yang masuk ke Teluk Kendari bersumber dari sejumlah aktifitas yang ada di sekitarnya. Sumber itu diantaranya, kegiatan industri seperti pabrik, coldstorage, pangkalan minyak. Kegiatan pertanian dan perikanan serta kegiatan rumah tangga hotel, termasuk reklamasi pantai.
Masalah lain yakni terjadinya pencemaran di Teluk Kendari akibat adanya konversi kawasan hutan mangrove menjadi lahan tambak. Selain itu, perkembangan pemukiman di sekitar teluk tidak terkontrol, serta belum adanya kejelasan tataruang dan rencana pengembangan wilayah pesisir teluk Kendari.
Akibatnya, terjadinya tumpang tindih pemanfaatan kawasan pesisir untuk berbagai kegiatan pembangunan.
Ia menilai penanganan Teluk Kendari kurang optimal akibat tidak adanya sinergisitas antar instansi terkait, termasuk minimnya alokasi dana pengelolaan Teluk Kendari. *Yos Hasrul - Kendari
Tidak ada komentar:
Posting Komentar